Pontianak Bersiap Jadi Pusat Pantun Dunia: Harpandu dan Hartunas 2025 Siap Digelar Desember Ini

Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono mendorong pelestarian budaya berpantun. Foto ist.

HARIAN KALBAR (PONTIANAK) – Provinsi Kalimantan Barat bersiap menjadi tuan rumah ajang budaya berskala nasional dan internasional yaitu Hari Pantun Dunia (Harpandu) dan Hari Pantun Nasional (Hartunas) yang akan digelar pada 16–17 Desember 2025 mendatang. Momen ini bukan sekadar perayaan, tapi juga upaya konkret untuk melestarikan pantun sebagai warisan budaya takbenda yang telah diakui oleh UNESCO.

Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, menegaskan dukungan penuh Pemerintah Kota terhadap penyelenggaraan dua hari besar tersebut. Ia menyebut pantun sebagai bagian tak terpisahkan dari identitas budaya masyarakat Pontianak yang perlu dijaga, dirawat, dan diwariskan kepada generasi muda.

Bacaan Lainnya

“Kota Pontianak akan mendukung penuh kegiatan ini. Pantun sudah menjadi bagian dari budaya masyarakat kita. Ke depan, kita akan terus mengembangkannya agar tetap hidup dan lestari,” ujarnya usai menghadiri Sosialisasi Harpandu dan Hartunas 2025 melalui Zoom Meeting di Ruang Pontive Center, Selasa 7 Oktober 2025.

Edi juga menyampaikan bahwa Pemkot Pontianak akan mendorong pelestarian budaya pantun melalui jalur pendidikan, dengan memperkenalkan seni berpantun kepada anak-anak sejak usia dini melalui kegiatan sekolah dasar dan menengah.

“Ini bisa dimasukkan dalam kegiatan tambahan atau pelatihan agar mereka semakin mencintai dan bangga dengan tradisi pantun,” tambahnya.

Lebih jauh, Wali Kota menyoroti pentingnya peran masyarakat Melayu serumpun dalam menjaga tradisi ini. Ia menyebut bahwa kegiatan Harpandu dan Hartunas akan melibatkan berbagai daerah di Kalimantan Barat, termasuk peserta dari Lahad Datu dan wilayah-wilayah lain di kawasan serumpun Melayu.

“Ini membuktikan bahwa pantun adalah tradisi lintas budaya yang mempererat tali persaudaraan masyarakat Melayu,” jelasnya.

Pantun, menurut Edi, lebih dari sekadar rangkaian kata yang indah. Ia merupakan media komunikasi santun yang sarat makna moral dan sosial. Di masyarakat Pontianak, pantun kerap digunakan dalam acara adat, pernikahan, lamaran, hingga sambutan resmi.

“Pantun ini kan pesan yang sangat cair dan mudah diterima. Biasanya disampaikan dalam acara-acara resmi atau tradisi seperti pernikahan dan lamaran. Ini bagian dari cara kita menjaga budaya tetap hidup,” katanya.

Dengan ditetapkannya Kalimantan Barat sebagai tuan rumah Harpandu dan Hartunas 2025, semangat berpantun diharapkan semakin tumbuh subur di tengah masyarakat. Lebih dari itu, acara ini menjadi panggung besar untuk memperkenalkan budaya Indonesia ke dunia, sekaligus menegaskan bahwa pantun adalah bagian penting dari identitas dan kebanggaan bangsa. (*)