Relawan Tak Bergaji, Tapi Siap Beraksi: PMI Pontianak Latih KSR Tangani Darurat

Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono memasangkan tanda peserta secara simbolis menandai dimulainya Pelatihan Pertolongan Pertama Tingkat Menengah bagi KSR PMI Kota Pontianak. Foto ist.

HARIAN KALBAR (PONTIANAK) – Jiwa kemanusiaan tak butuh imbalan. Itulah semangat yang tergambar dalam Pelatihan Pertolongan Pertama Tingkat Menengah yang digelar oleh Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Pontianak, Senin 6 Oktober 2025. Di aula markas PMI, 23 relawan muda dari berbagai perguruan tinggi berkumpul, bukan untuk sekadar belajar teori, melainkan membekali diri menghadapi situasi-situasi darurat yang bisa datang kapan saja.

Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono yang juga menjabat Ketua PMI Kota Pontianak, membuka langsung pelatihan ini dan memberikan apresiasi tinggi kepada para relawan. Ia menilai, pelatihan ini bukan hanya soal teknik, tapi tentang komitmen dan dedikasi.

Bacaan Lainnya

“Kalian berlatih tanpa gaji, tanpa honor, tapi punya semangat untuk membantu sesama. Ini luar biasa,” ungkapnya penuh haru.

Ia menekankan pentingnya pelatihan semacam ini mengingat kondisi Pontianak dan Kalimantan Barat yang rentan terhadap bencana, mulai dari kebakaran hingga kecelakaan lalu lintas. Menurutnya, PMI kerap menjadi garda terdepan dalam memberi pertolongan pertama, bahkan sebelum tenaga medis tiba.

“PMI selalu hadir—di konser, di acara keagamaan, hingga saat musibah. Dan kalian, para relawan ini, adalah ujung tombaknya,” tegas Edi.

Ia berharap para peserta tak berhenti sampai di pelatihan ini. Ilmu yang diperoleh harus dibagikan, disebarluaskan kepada sesama relawan di sekolah, kampus, dan komunitas. Sebab, kesiapsiagaan bukan hanya tanggung jawab individu, tapi tanggung jawab bersama.

“Kalau semua relawan bisa sigap, kita bisa selamatkan lebih banyak nyawa,” tambahnya.

Ketua Panitia, Chairul Abdullah, menjelaskan bahwa pelatihan ini disusun dengan tujuan utama untuk meningkatkan kompetensi teknis relawan, khususnya dalam bidang pertolongan pertama. Selain memperkuat keterampilan, pelatihan ini juga menjadi ajang mempererat silaturahmi antara KSR PMI perguruan tinggi dengan Markas PMI Kota Pontianak.

“Peserta juga akan mendapatkan sertifikasi kompetensi sesuai bidangnya,” ujar Chairul.

Ia menambahkan, pelatihan ini diikuti oleh 23 peserta, terdiri dari 9 laki-laki dan 14 perempuan, dengan panitia inti sebanyak 10 orang yang telah dibentuk sejak 25 September 2025 lalu.

Melalui pelatihan ini, PMI Kota Pontianak berharap lahir semakin banyak relawan terlatih yang tidak hanya siap secara mental dan fisik, tapi juga tangguh secara keterampilan, siap turun ke lapangan kapan saja—dalam sunyi, di tengah bencana, tanpa pamrih. (*)