BAPPERIDA Pontianak Gandeng Poltekkes untuk Perkuat Kebijakan Penanggulangan Stunting Berbasis Riset

Penandatanganan perjanjian kerja sama kedua lembaga tentang riset di bidang kesehatan di Aula Rohana Muthalib, BAPPERIDA Pontianak. Foto ist.

HARIAN KALBAR (PONTIANAK) – Pemerintah Kota Pontianak melalui Badan Perencanaan Pembangunan, Riset, dan Inovasi Daerah (BAPPERIDA) resmi menjalin kerja sama dengan Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kemenkes Pontianak dalam upaya memperkuat kebijakan pembangunan berbasis bukti, khususnya di bidang kesehatan dan penanggulangan stunting.

Penandatanganan kerja sama ini berlangsung di Aula Rohana Muthalib BAPPERIDA Pontianak dan menjadi langkah strategis dalam mendorong kebijakan publik yang lebih akurat, tepat sasaran, dan berpijak pada hasil riset ilmiah.

Bacaan Lainnya

Kepala BAPPERIDA Kota Pontianak, Sidig Handanu, menegaskan pentingnya kerja sama ini sebagai fondasi kebijakan yang kuat dalam penanganan stunting. Ia menyebut, isu stunting bukan semata soal kesehatan, melainkan menyangkut masa depan pembangunan manusia.

“Langkah ini adalah bentuk nyata bahwa kebijakan kita harus berdasar pada kajian akademis yang kokoh. Stunting menyentuh kualitas generasi mendatang, jadi pendekatannya harus multidimensi dan terukur,” jelas Sidig.

Sejak bertransformasi awal tahun ini dari Bappeda menjadi BAPPERIDA, lembaga tersebut telah aktif melahirkan berbagai kajian strategis, mulai dari roadmap riset dan inovasi, kota ramah disabilitas, hingga produk unggulan daerah. Sinergi lintas sektor dengan dunia kampus menjadi salah satu kunci capaian Pontianak sebagai Kota Sangat Inovatif 2024 versi Kemendagri.

Kini, dengan menggandeng Poltekkes Kemenkes Pontianak, diharapkan riset bidang kesehatan dapat memberikan data dan rekomendasi yang memperkuat program penurunan angka stunting secara lebih tajam dan efektif.

Direktur Poltekkes Kemenkes Pontianak, Prof. Kelana Kusuma Dharma, menyambut baik kolaborasi ini. Ia menegaskan kesiapan timnya dalam mengkaji data primer dan sekunder secara menyeluruh, serta memberikan masukan kebijakan yang dapat diimplementasikan langsung oleh pemerintah daerah.

“Intervensi yang dilakukan Pemkot Pontianak sudah sangat baik, tetapi riset ini bisa membantu menyempurnakan arah kebijakan. Kami siap menyusun rekomendasi berbasis temuan lapangan yang dapat mendukung penurunan stunting secara berkelanjutan,” ujar Prof. Kelana.

Ia juga menyebut bahwa lembaga yang dipimpinnya memiliki pengalaman dalam program Investing in Nutrition and Early Years (INEY) di sejumlah kabupaten di Kalbar, yang memberi fondasi kuat dalam mendukung proyek bersama BAPPERIDA.

Penandatanganan kerja sama ini menjadi simbol kuatnya komitmen Pemkot Pontianak dalam membangun kebijakan yang inklusif dan berorientasi pada masa depan. Melalui pendekatan kolaboratif dengan dunia pendidikan tinggi, BAPPERIDA ingin memastikan bahwa setiap kebijakan yang diambil membawa dampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat, khususnya generasi muda yang menjadi harapan bangsa.

“Kami berharap kerja sama ini menjadi awal dari Pontianak yang lebih sehat, berdaya saing, dan maju secara berkelanjutan,” tutup Sidig. (*)