HARIAN KALBAR (PONTIANAK) – Malam Grand Final Pemilihan Bujang dan Dare Pontianak 2025 yang digelar di Hotel Ibis Pontianak, Jumat 15 Agustus 2025, menjadi momen bersejarah bagi Adrian Putra Ramadhan (18) dan Diva Aurelia (22). Keduanya dinobatkan sebagai Bujang dan Dare Kota Pontianak 2025, setelah melalui proses seleksi yang ketat dan menantang.
Adrian, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Tanjungpura yang akrab disapa Rian, mengaku sangat bersyukur atas pencapaian tersebut. Keberhasilannya kali ini merupakan buah dari ketekunan dan semangat pantang menyerah, setelah tahun lalu hanya berhasil meraih gelar Bujang Fotogenik.
“Tahun lalu saya belajar banyak, dan tahun ini saya kembali mencoba. Alhamdulillah, akhirnya berhasil terpilih menjadi Bujang Pontianak. Ini benar-benar impian yang jadi kenyataan,” ucap Rian penuh haru.
Ia menegaskan komitmennya untuk mengemban tugas sebagai duta budaya Kota Pontianak, termasuk dalam mempromosikan adat dan budaya Melayu secara kreatif dan relevan dengan zaman. Salah satu strategi yang akan ia tempuh adalah berkolaborasi dengan para influencer muda melalui platform digital.
“Kita akan maksimalkan media sosial sebagai sarana memperkenalkan kekayaan budaya Pontianak agar lebih dikenal, terutama oleh generasi muda,” ujarnya.
Sementara itu, Diva Aurelia tak kuasa menahan rasa bangganya saat dinobatkan sebagai Dare Pontianak 2025. Mahasiswi Hubungan Internasional Universitas Tanjungpura ini mengaku tak menyangka bisa meraih gelar tersebut dalam ajang yang baru pertama kali ia ikuti.
“Ini adalah pengalaman pertama saya, dan sangat berkesan. Saya tidak menyangka bisa sampai ke titik ini. Terima kasih untuk keluarga dan semua orang yang sudah mendukung,” kata Diva terharu.
Bagi Diva, menyandang predikat Dare bukan sekadar gelar, tapi juga tanggung jawab besar sebagai representasi Pontianak yang kaya akan budaya dan tradisi. Ia berkomitmen menjadi panutan bagi generasi muda serta turut aktif dalam berbagai kegiatan promosi pariwisata dan budaya daerah.
Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, yang turut hadir dalam acara tersebut, menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya ajang tahunan ini. Menurutnya, Bujang dan Dare bukan hanya ikon generasi muda, tetapi juga simbol kekuatan budaya yang menjadi daya tarik Pontianak di mata wisatawan.
“Bujang dan Dare harus menjadi wajah kota ini dalam berbagai kesempatan, baik di tingkat lokal maupun nasional. Kita ingin Pontianak dikenal sebagai kota yang ramah, toleran, dan menjunjung tinggi nilai-nilai budaya Melayu,” ujarnya.
Edi berharap para finalis tidak hanya tampil dalam seremoni, tetapi juga terlibat aktif dalam promosi 17 sektor ekonomi kreatif Pontianak, termasuk fashion, kuliner, fotografi, seni tari, dan lainnya. Ia juga mendorong keberlanjutan ajang ini agar tetap menjadi wadah pengembangan diri dan pelestarian budaya di kalangan generasi muda.
Ajang Pemilihan Bujang dan Dare Pontianak telah menjadi tradisi tahunan yang tidak hanya menampilkan bakat dan kecerdasan generasi muda, tetapi juga memperkuat identitas kota sebagai pusat budaya Melayu. Dengan hadirnya Adrian dan Diva, Kota Pontianak kembali menegaskan komitmennya untuk melibatkan pemuda dalam pembangunan daerah yang berbasis kearifan lokal dan inovasi digital. (*)