Bupati Sujiwo Tegas: Tak Ada Tempat bagi Intoleransi di Kubu Raya

Bupati Sujiwo. Foto ist.

HARIAN KALBAR (KUBU RAYA) – Menanggapi surat tertanggal 8 Juli 2025 dari Forum RT Dusun Parit Mayor Darat, Desa Kapur, Kecamatan Sungai Raya, terkait dugaan penolakan pendirian rumah ibadah, Bupati Kubu Raya Sujiwo menegaskan bahwa tidak ada tempat bagi sikap intoleransi di wilayahnya. Ia menyatakan, pemerintah daerah langsung merespons laporan tersebut dengan langkah cepat dan bijaksana demi menjaga kerukunan.

“Surat dari Forum RT Desa Kapur itu sudah kami terima dan langsung kami tindak lanjuti. Hari ini juga kami panggil kepala desa, camat, serta perwakilan forum RT untuk duduk bersama. Kami ingin pastikan semuanya diselesaikan secara baik,” ujar Sujiwo usai memimpin upacara peringatan Hari Jadi ke-18 Kabupaten Kubu Raya, Kamis 17 Juli 2025, yang juga dihadiri Wakil Gubernur Kalbar Krisantus Kurniawan dan Wakil Bupati Sukiryanto.

Bacaan Lainnya

Dengan nada tegas namun menyejukkan, Sujiwo menegaskan bahwa Kabupaten Kubu Raya telah lama menjadi wilayah yang harmonis dan menjunjung tinggi nilai keberagaman. Ia menolak keras segala bentuk intoleransi yang dapat merusak tatanan sosial yang telah terbangun.

“Kabupaten Kubu Raya ini sudah sangat harmonis, baik antar umat beragama maupun antar suku. Jangan biarkan hal-hal kecil merusak keharmonisan yang sudah kita bangun bersama,” ucapnya. Ia juga meminta masyarakat tetap tenang dan tidak terprovokasi, karena pemerintah sudah turun tangan dan akan menyelesaikan persoalan ini dengan semangat musyawarah.

Bupati Sujiwo menyampaikan apresiasi kepada warga yang selama ini telah menjaga semangat toleransi dan persaudaraan. Ia mengajak masyarakat untuk terus memperkuat nilai gotong royong sebagai fondasi dalam membangun daerah yang damai dan sejahtera.

Sementara itu, Wakil Gubernur Kalbar Krisantus Kurniawan turut menyampaikan keyakinannya bahwa Kubu Raya akan terus melaju ke arah yang lebih baik di bawah kepemimpinan Sujiwo dan Sukiryanto. Ia menyoroti berbagai terobosan yang telah dilakukan pemerintah daerah, sekaligus mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama menjaga keharmonisan dan memperkuat pembangunan.

Menurut Krisantus, Kalimantan Barat sebagai miniatur Indonesia harus mampu menjadi contoh dalam merawat keberagaman. Ia menekankan pentingnya mencegah potensi konflik sejak dini dan memastikan stabilitas sosial tetap terjaga.

“Kalbar adalah rumah bersama. Jangan sampai ada celah yang bisa memicu konflik. Kita harus saling menjaga,” tutupnya.(*)