Grebeg Suro di Kubu Raya: Wayang Kulit dan Semangat Lestarikan Budaya Jawa di Tanah Rantau

Meriahkan Grebeg Suro, PJKB Dan Masyarakat Sungai Ambawang Gelar Wayang Kulit Semalam Suntuk dan Kenduri Sedekah Bumi. Foto ist.

HARIAN KALBAR (KUBU RAYA) – Ketua Umum Paguyuban Jawa Kalimantan Barat (PJKB), Purwanto mengajak seluruh masyarakat, khususnya warga Jawa di Kalimantan Barat, untuk terus menjaga dan melestarikan budaya leluhur sebagai warisan berharga bagi generasi mendatang.

Ajakan ini disampaikannya menjelang pagelaran wayang kulit dalam rangka perayaan Grebeg Suro Tahun Saka 1959 atau 2025 Masehi, yang digelar di Desa Jawa Tengah, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya, pada Senin malam, 7 Juli 2025.

Bacaan Lainnya

Pagelaran wayang kulit yang digelar semalam suntuk ini menghadirkan lakon “Gatotkaca Wisuda”, sebuah kisah klasik yang sarat nilai kepahlawanan, kejujuran, dan pengabdian, dibawakan oleh dalang lokal berbakat asal Kubu Raya, Ki Tri Wiryawan, S.Sn. Sebelum pertunjukan dimulai, masyarakat terlebih dahulu mengikuti prosesi Kenduri Sedekah Bumi, sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil bumi sekaligus memanjatkan doa bersama demi keselamatan dan keberkahan bersama.

Dalam keterangannya kepada media, Dr. Purwanto menekankan pentingnya budaya sebagai perekat persatuan dan jati diri bangsa. Ia menegaskan bahwa pagelaran seperti ini bukan sekadar hiburan, tetapi juga sarana pendidikan moral yang mengakar kuat dalam nilai-nilai leluhur.

“Budaya adalah warisan yang harus kita jaga bersama. Dengan menjaga budaya, kita menjaga jati diri kita sendiri. Wayang kulit adalah wujud kebijaksanaan nenek moyang yang perlu terus kita kenalkan kepada anak-anak kita,” ujarnya.

Ia juga menyampaikan apresiasi atas antusiasme warga yang memadati lokasi acara, seraya berharap kegiatan ini menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus mencintai dan melestarikan budaya Jawa, khususnya di tanah perantauan seperti Kalimantan Barat.

Rangkaian kegiatan Grebeg Suro tahun ini tidak hanya diisi dengan pagelaran wayang kulit. Paguyuban Jawa Kalimantan Barat juga melaksanakan pelantikan pengurus daerah, peresmian Rumah Joglo, kirab budaya, hingga kegiatan sosial seperti sunatan massal gratis yang telah lebih dahulu dilaksanakan.

Ketua panitia kegiatan, Guntur Slamet, menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berperan serta, terutama warga Desa Jawa Tengah yang mendukung penuh terselenggaranya acara ini.

“Alhamdulillah, acara berjalan lancar berkat dukungan banyak pihak. Harapan kami, Grebeg Suro dan pagelaran wayang kulit ini bisa menjadi agenda tahunan di desa ini,” ungkapnya.

Guntur menambahkan bahwa di balik perayaan budaya ini, tersimpan semangat untuk mempererat tali silaturahmi dan memperkuat semangat gotong royong di tengah masyarakat. Menurutnya, pelestarian budaya bukan hanya soal mempertahankan tradisi, tetapi juga memperkuat nilai-nilai kebersamaan yang menjadi fondasi kehidupan bermasyarakat.

Pagelaran Grebeg Suro ini menjadi bukti bahwa pelestarian budaya dan kegiatan sosial dapat berjalan beriringan, memberikan dampak positif sekaligus memperkaya kehidupan masyarakat di Kalimantan Barat. (*)