Tanam Jagung di Ladang Warga, Polres Kubu Raya Tunjukkan Wajah Humanis Polri dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional

Kapolres AKBP Kadek Ary Mahardika, dalam aksi tanam jagung bersama petani di Patok 9 Desa Rasau Jaya Satu, Kecamatan Rasau Jaya. Foto ist.

HARIAN KALBAR (KUBU RAYA) – Dukungan terhadap program ketahanan pangan nasional yang digaungkan Presiden Prabowo Subianto terus meluas. Tidak hanya dari kementerian dan pemerintah daerah, kini aparat kepolisian juga turun langsung ke lapangan. Seperti yang dilakukan Polres Kubu Raya, yang dipimpin langsung oleh Kapolres AKBP Kadek Ary Mahardika, dalam aksi tanam jagung bersama petani di Patok 9, Dusun Bina Karya, Desa Rasau Jaya Satu, Kecamatan Rasau Jaya, pada Sabtu pagi 28 Juni 2025.

Lahan satu hektare milik Sumadi dari Kelompok Tani Sumber Jaya menjadi lokasi kegiatan ini. Di bawah hangatnya sinar pagi dan tanah yang masih basah oleh embun, Kapolres bersama pejabat utama Polres seperti Kabag SDM AKP Dede Hasanudin, Kabag Log AKP Setyo Pramulyanto, dan Kapolsek Rasau Jaya IPTU Muhammad Saleh turun langsung mencangkul, menugal, dan menanam 20 kilogram bibit jagung hibrida.

Bacaan Lainnya

Tak sekadar menjadi penonton, Kapolres sendiri turut menyingsingkan lengan dan mencangkul lahan, menyatu bersama petani. Potret ini menunjukkan wajah Polri yang lebih humanis—bukan hanya penjaga keamanan, tetapi mitra strategis dalam pembangunan.

Menurut Kasubsi Penmas Polres Kubu Raya, Aiptu Ade, keterlibatan polisi dalam program ketahanan pangan adalah wujud nyata dari arahan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Bahwa Polri harus hadir di tengah masyarakat, bukan hanya saat menjaga keamanan, tapi juga dalam menjawab tantangan ekonomi dan krisis pangan.

“Presiden menekankan pentingnya kemandirian pangan sebagai fondasi ketahanan nasional. Maka Polri juga turut serta menjawab seruan ini dengan aksi nyata di lapangan,” ujar Aiptu Ade.

Kegiatan tanam jagung ini juga menjadi bagian dari rangkaian Hari Bhayangkara ke-79. Polres Kubu Raya memilih merayakannya dengan aksi solutif, tidak seremonial, dan langsung menyentuh kebutuhan masyarakat.

“Momentum Hari Bhayangkara harus menjadi refleksi. Peran Polri tidak hanya soal patroli dan penindakan, tapi juga kolaborasi sosial. Hari ini, kita mulai dari ladang, bersama petani,” tambahnya.

Kehadiran aparat pun disambut hangat. Sumadi, pemilik lahan dan ketua kelompok tani, mengaku terharu karena polisi tidak hanya datang melihat, tapi benar-benar ikut bekerja.

“Kami merasa dihargai. Mereka datang bukan untuk formalitas, tapi langsung turun membantu. Ini memberi semangat baru,” ucapnya.

Sumadi berharap kegiatan seperti ini dapat menjadi jembatan kolaborasi antara aparat dan petani, serta dilanjutkan secara berkelanjutan di masa depan.

Di tengah ketidakpastian global yang mengancam rantai pasok pangan, ketahanan nasional tidak cukup dijaga dengan senjata. Diperlukan cangkul, kebersamaan, dan solidaritas. Dari ladang jagung inilah harapan itu mulai tumbuh—bahwa kekuatan bangsa juga berasal dari tanah yang ditanam bersama. (*)