HARIAN KALBAR (SEKADAU) – Peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharam 1447 Hijriah di Kabupaten Sekadau diisi dengan tablig akbar yang menghadirkan dua dai ternama dari Kalimantan Barat dan Pulau Jawa. Kehadiran mereka memberikan pencerahan spiritual bagi umat Islam di Bumi Lawang Kuari.
Dua dai tersebut adalah Gus Muhammad Fahmi Mubarroq Zuhri, Pengasuh Pondok Pesantren Walisingo Pontianak, serta Al Habib Hasyim Bin Faris Al Kaf, Pimpinan Majelis Ta’lim Himatul ‘Alfiyah dari Depok. Keduanya diundang atas inisiatif sejumlah pengurus masjid di Sekadau yang bersinergi menyemarakkan peringatan tahun baru Hijriah.
Al Habib Hasyim Bin Faris Al Kaf memulai rangkaian kajian pada Kamis malam di Masjid Al Rahman, Jalan Kerama, dan melanjutkannya pada Jumat malam 27 Juni 2025 di Masjid Babusalam, Desa Tanjung. Sementara itu, Gus Muhammad Fahmi mengisi tausiah pada Kamis malam di Masjid Al Muhajirin, dan kembali menyampaikan ceramah usai salat Jumat di Masjid Agung Sultan Anum, Jumat siang.
Dalam ceramahnya, Gus Fahmi menjelaskan asal-usul penanggalan Hijriah dalam Islam. Ia mengungkapkan bahwa pada masa awal Islam, belum dikenal sistem penanggalan seperti sekarang. Peristiwa penting ditandai berdasarkan kejadian-kejadian besar.
“Pada masa dahulu tidak ada tahun dalam Islam. Setiap peristiwa dikaitkan dengan kejadian besar saat itu,” ujarnya.
Ia menambahkan, sistem penanggalan Hijriah mulai ditetapkan pada masa para sahabat setelah wafatnya Rasulullah SAW. Tahun Hijriah dihitung dari momen hijrah Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah—sebuah peristiwa penting yang menandai awal pertumbuhan pesat dakwah Islam.
“Jika dihitung dari hijrahnya Rasulullah, maka hari ini kita telah berada di tahun ke-1447 Hijriah,” tambah Gus Fahmi.
Lebih jauh, ia mengajak umat Islam menjadikan tahun baru Hijriah sebagai momentum perubahan perilaku, dimulai dari keluarga, serta menjaga komitmen dalam beribadah.
“Semoga kita bisa terus istiqamah menjaga salat dan akhlak dalam kehidupan sehari-hari,” pesannya.
Ketua Umum Masjid Agung Sultan Anum, H. Djafar A Rachman, juga menyampaikan pesan kepada jamaah agar mengambil hikmah dari ceramah yang disampaikan dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sebagai wujud nyata dari semangat hijrah.
“Apa yang disampaikan oleh Gus Fahmi, mari kita jadikan sebagai pedoman dan kita amalkan dalam kehidupan sebagai umat Islam,” tuturnya. Djafar yang akrab disapa Long ini mengajak jamaah menjadikan momen ini sebagai penguat keimanan dan kebersamaan umat.
Tablig akbar ini diselenggarakan melalui kerja sama antara Panitia Hari Besar Islam (PHBI), Dewan Masjid Indonesia (DMI), Masjid Agung Sultan Anum, Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI), Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT), dan Pemerintah Kabupaten Sekadau. (AL)