HARIAN KALBAR (SEKADAU) – Ratusan pelayat dari berbagai lapisan masyarakat tampak memadati Masjid Al Muhajirin sejak Kamis malam, 26 Juni 2025, hingga Jumat siang. Suasana duka mendalam terasa begitu kuat saat kabar wafatnya Ustad Dudun Sutadin Bin Bukhori menyebar di tengah masyarakat Sekadau.
Tak hanya masyarakat biasa yang datang dengan wajah penuh haru, deretan tokoh agama, pemuka lintas suku, dan pejabat daerah pun turut hadir memberikan penghormatan terakhir. Kehadiran mereka menjadi bukti betapa besar pengaruh dan kedekatan sosok almarhum dengan seluruh kalangan masyarakat Sekadau.
Salah satu tokoh yang menyampaikan rasa dukanya adalah Simon Petrus, mantan Bupati Sekadau dua periode. Dalam pesan singkatnya, ia menyebut Ustad Dudun sebagai sosok yang merakyat dan mampu menyatukan masyarakat lintas agama. “Kami sekeluarga turut berduka atas berpulangnya bapak Ustad Dudun. Beliau adalah sosok yang merakyat, bukan hanya bagi umat Islam tetapi bagi seluruh masyarakat Sekadau. Kita doakan semoga amal ibadahnya diterima oleh Allah SWT. Amin,” tulisnya, Jumat 27 Juni 2025.
Hingga Jumat malam, arus pelayat tak kunjung surut. Wakil Bupati Sekadau, Subandrio, datang langsung ke Masjid Al Muhajirin pada Kamis malam menjelang tengah malam, hanya beberapa jam setelah kabar duka tersiar. Sementara itu, Bupati Sekadau, Aron Jumat 27 Juni 2025 pagi ini juga datang langsung ke Masjid Al Muhajjirin untuk melayat dan menyampaikan ucapan duka kepada keluarga serta pengurus DKM Al Muhajjirin.
Ustad Dudun dikenal luas sebagai tokoh agama yang aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan keagamaan. Beliau menjabat sebagai pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI), Wakil Ketua I BAZNAS Sekadau, Wakil Rois Suryah PCNU Sekadau, serta tokoh penting di paguyuban masyarakat Sunda (Pasundan). Kehadiran lintas tokoh pada saat wafatnya membuktikan bahwa Ustad Dudun bukan hanya milik satu golongan, tetapi milik semua.
Kabar wafatnya sendiri datang secara mengejutkan. Di tengah acara Tabliq Akbar memperingati malam 1 Muharram 1447 Hijriah di Masjid Al Muhajirin, Ustad Dudun tiba-tiba jatuh pingsan saat menyampaikan tausiyah. Meski pertolongan segera diberikan, Allah SWT berkehendak lain. Beliau wafat di malam pergantian tahun Hijriah, dalam keadaan mengabdi.
Rencananya, jenazah almarhum akan dimakamkan ba’da salat Jumat di pemakaman umum Nirboyo, Jalan Merdeka Barat (samping Kios Primadona). Kepergian Ustad Dudun meninggalkan duka yang mendalam, namun juga menjadi pengingat tentang kuatnya pengaruh keteladanan dan keberkahan dari hidup yang dijalani dalam pengabdian dan kebaikan. (*)