Waspada Hipoglikemia Saat Puasa, Perawat RSUD Pontianak Berikan Edukasi untuk Pasien Diabetes

Perawat Ns Istafiyana Rahayu, S Kep ketika memberikan edukasi tentang waspada Hipoglikemia saat puasa. Foto ist.

HARIAN KALBAR (PONTIANAK) – Puasa selama bulan Ramadan dapat meningkatkan risiko terjadinya Hipoglikemia, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat diabetes atau masalah kesehatan terkait gula darah. Hipoglikemia adalah kondisi yang ditandai dengan penurunan kadar gula darah di bawah 70 mg/dl, yang dapat membahayakan kesehatan.

Hal ini disampaikan oleh perawat Ns. Istafiyana Rahayu, S.Kep, saat memberikan edukasi kepada 17 pasien dan pengunjung RSUD SSMA Kota Pontianak, Kamis 27 Februari 2025. Dalam kesempatan tersebut, Istafiyana mengingatkan pentingnya kewaspadaan terhadap hipoglikemia selama puasa, karena kondisi ini bisa terjadi akibat penurunan kadar gula darah yang drastis.

Bacaan Lainnya

Gejala Hipoglikemia yang sering dialami meliputi gemetar, pucat, berkeringat, perubahan mood, pusing, penglihatan kabur, sakit kepala, lelah, dan rasa lapar yang berlebihan. Istafiyana menjelaskan, penyebab utama hipoglikemia pada pasien diabetes adalah pengaruh obat-obatan penurun gula darah seperti metformin dan glimepiride, insulin, olahraga berlebihan, serta asupan makanan yang kurang saat berpuasa.

“Hipoglikemia disebabkan oleh pengaruh obat-obatan gula darah, seperti metformin dan glimepiride, insulin, serta pola makan yang kurang selama berpuasa,” ujarnya.

Untuk mencegah terjadinya hipoglikemia, Istafiyana memberikan beberapa tips bagi pasien yang menggunakan insulin, seperti berkonsultasi dengan dokter untuk penyusunan jadwal makan dan minum obat, memantau kadar gula darah secara rutin, memperbanyak minum air putih, makan dengan porsi yang cukup saat berbuka dan sahur, serta menghindari konsumsi gula tinggi dan olahraga fisik yang berat.

Istafiyana juga menjelaskan, penanganan hipoglikemia dapat dilakukan sesuai dengan kondisi pasien. Jika pasien dalam kondisi sadar, dapat segera berbuka puasa dengan mengonsumsi 2-3 sendok teh gula atau madu, minum jus jeruk atau sirup, dan segera memeriksa kadar gula darah. Namun, jika pasien tidak sadar, segera bawa ke IGD untuk mendapatkan penanganan medis lebih lanjut.

“Pemantauan gula darah mandiri di rumah sangat penting untuk evaluasi pengobatan, dengan memperhatikan aktivitas fisik, pola makan sehat, dan penggunaan insulin atau obat-obatan,” tutupnya. (*)